Langsung ke konten utama

Belajar Literasi Itu Apa Sih?


Banyak yang mengangap bahwa belajar tentang literasi hanya sekadar membaca dan menulis, padahal tidak hanya kedua hal itu saja, tetapi dalam merancang pembelajaran literasi yang bermakna adalah yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Selama beberapa hari belajar di Temu Pendidik Nusantara (TPN) yang diselenggarakan di Kampus Guru Cikal, saya mendapat banyak pengalaman dari para guru hebat negeri ini. Mereka bercerita masing-masing tentang keadaan di sekolah mereka yang kemudian kita rumuskan bersama permasalahan serta jalan keluar agar murid yang mereka didik dapat memaknai apa yang mereka pelajari.
Mulai dari kelas Kemerdekaan, yaitu guru berbagi sekaligus mendapatkan inspirasi dari sekolah lain agar nantinya strategi pembelajaran dapat diterapkan di sekolah mereka. kebetulan waktu itu saya mengkuti kelas kemerdekaan dengan judul kelas “Strategi Pengajaran Literasi Bermakna dengan Pendekatan Seni dan Budaya” , di sana kami belajar tentang belajar kosa kata melalui seni tari, dicovery time serta permainan gerak dan lagu yang menurut saya ini sangat menarik untuk diterapkan kepada siswa. Lalu kelas kompetensi, tujuan dari kelas ini adalah guru mengembangkan pengalaman belajar yang didapat kepada guru lain, kemudian tema kelas yang saya ikuti adalah “Kelas Merdeka Belajar Membangun Budaya Kelas (PAUD dan SD), kelas  ini diperuntukkan bagi guru yang resah melihat kondisi kelas yang kurang kondusif untuk belajar dan ingin melakukan perubahan situasi kelasnya menjadi kelas yang merdeka belajar. Setelah itu, mempelajari juga dua strategi kunci untuk membangun kebiasaan dan strategi memotivasi tanpa menggunakan sogokan dan hukuman. Sehingga sampai saat ini, untuk menghindai adanya sogokan atau hukuman, maka solusinya adalah membuat kesepakatan kelas dahulu antara siswa dan guru agar pembelajaran akan menjadi lebih seru dan terstruktur. 
Kelas kolaborasi, tujuan dari kelas kolaborasi adalah menjalin kerjasama anatar guru dengan gruu, dengan lembaga pendidikan, komunitas bahkan perusahaan atau usaha kecil masyarakat untuk mendapatkan pengalaman yang nyata sesuai dengan kebutuhan siswa. tema pada kelas kolaborasi yang saya ikuti adalah “Reading and Literacy”. Kelas ini full berbahasa inggris, dan intinya adalah bagaimana guru dapat membawa siswanya untuk dapat meningkatan kebiasaan membaca sejak dini. Dengan kriteria buku yang dipisah per-jenjang pendidikan, guru diharapkan dapat menentukan pilihan buku apa saja yang cocok untuk mereka baca. Sehingga pada akhir kelas ini, guru diberikan tantangan untuk membuat database 30 buku yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan tersebut. Temanya adalah “Book Maestro Challenge”. 
Kemudian yang terakhir adalah kelas Karier, menurut saya ini merupakan kelas yang paling menarik dan menantang sebab di dalamnya bercerita tentang peran Teknologi Pendidikan sebagai konsultan pada semua arah pendidikan. Secara tidak langsung, era milenial ini pasti sudah tidak tabu lagi dengan adanya penggunaan teknologi dalam pendidikan. Namun, yang saya tekankan, bahwa Teknologi Pendidikan bukanlah pada pintar dan kreatifnya menggunakan media yang berbasis teknologi, tetapi juga tepat atau tidaknya strategi dan model pembelajaran yang ditinjau dari perspektif pedagoy itu sendiri. Sehingga antara media dan teori tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Nah, kebetulan juga kemarin Mendikbud baru, datang dalam acara TPN ini, walaupun secara tidak langsung berdiskusi dengan beliau, setidaknya beliau sudah mulai turun serta melihat betapa antusiasnya guru-guru se nusantara untuk tetap mencari ilmu dan jalan terang akan dibawa kemana pendidikan di Indonesia ini, sehingga siapapun yang sedang berada di posisi strategis memegang kendali pendidikan, untuk tidak meninggalkan marwah dan kiprah ilmu pendidikan. Paling tidak memahami dari akar lalu menginovasinya dengan ranting modern yang terkini  agar dapat membawa kemajuan bagi bangsa ini. 

Terima kasih TPN 2019,
Long life education..

#semuamuridsemuaguru
#LiterasiMenggerakkanNegeri
#BelajardiTPN2019

Dedikasi untuk Memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngelmu iku kalakone kanthi laku, Lekase lawan Kas, Tegese kas nyantosani, Setya buda pangekese durangkara Ilmu itu dapat dipahami/ dikuasai harus dengan cara atau tindakan, cara pencapaiannya dengan kas, yang artinya berusaha keras memperkokoh karakter, kokohnya budi (karakter) akan menjauhkan dari watak angkara/ pembawa petaka.  (Serat Wulangreh) Assalmu'alaikum Wr.Wb.  Halo dimanapun Anda berada, terima kasih dan selamat datang telah berkunjung di Beranda Ilmuku. Di sini, Nantinya Anda akan menemukan berbagai informasi seputar pendidikan. Dari mulai fenomena atau opini terkait dengan pendidikan di negara kita ataupun di negara tetangga. Sehingga kita termasuk orang-orang yang peka terhadap peran pendidikan bagi warga negara Indonesia.  Siapkah Anda menjadi pionir pendidikan di Indonesia yang berkarakter ?  Mari kita belajar bersama dan selalu semangat . by Rhw

Mentari di Ranu Pani

        Mengajar bukan berarti harus masuk kelas dan berada di sekolah formal. Terkadang kita harus menyempatkan untuk mengajar di komunitas ataupun di pelosok desa untuk mengetahui seberapa penting kita menularkan ilmu pengetahuan yang kita miliki. Dari berbagai pengalaman yang kita tapaki, pasti menyimpan banyak sekali cerita. Mulai dari tingkat kesulitan yang rendah hingga tinggi dalam menghadapi ragam kehidupan di masyarakat, pasti akan kita alami jika kita sering mengahadapi permasalahan didalamnya. Misalnya saja tentang masalah pendidikan, hampir disetiap sudut bangsa kita ini memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu sebaiknya perlu ada bimbingan dan pengawalan terhadap sumber daya manusia yang berada di pelosok desa. Bisa jadi dengan jasa komunitas yang peduli terhadap masalah soasial dan pendidikan di pelosok negeri ini. Dengan mengikuti komunitas yang bergerak dibidang sosial pendidikan, tentunya akan membantu kita untuk memberikan ins...

Online vs Offline ?

Sekadar mengulas, pada abad 21 ini kita telah dikenalkan dengan berbagai macam banyak cara untuk belajar. Belajar apa saja yang sangat mungkin dilakukan oleh seseorang. Mulai dari pelatihan, kursus, tutorial, bahkan bisnis memiliki karakter masing-masing dalam dunianya. Nah, kali ini saya tidak akan membahas karakter dalam pelatihan, kursus ataupun bisnis, namun saya akan bercerita sedikit tentang melejitnya pembelajaran online saat ini, dan seolah-olah merupakan saingan besar bagi pembelajaran offline . Apakah benar adanya ? Menurut fakta dan angka tentang pembelajaran online yang saya diambil dari data statistik elearninginfographics.com menyatakan bahwa  5,8 juta siswa sekarang terdaftar di kursus online 75% dari siswa adalah sarjana berusia 25 atau lebih 90% siswa berpikir bahwa pemelajaran online adalah sama atau lebih baik daripada pengalaman kelas tradisional. Dari fakta di atas, bukan berarti saya akan selalu condong dengan pembelajaran online , bahk...